Ini Jawaban Asal Usul Kota Pacitan
|Pendopo Setroketipo di Desa Widoro, Pacitan
golekpawarto.com, PACITAN – Sejarah adalah masa lalu yang harus dipelajari dan digali untuk mendapatkan peristiwa yang terjadi pada zaman itu. Sejarah ditelusuri melalui penyelidikan terkait kisah dibalik penamaan kota Pacitan. Berdasarkan data yang dihimpun, Pacitan diketahui berasal dari dua desa yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kota Pacitan yaitu Desa Nanggungan dan Desa Sukoharjo.
Gerbang Sumur Njero Desa Sukoharjo, Pacitan
Pacitan diambil dari kata Pace dan Ketan yang berasal dari Desa Nanggungan. “Konon ketika Pangeran Mangkubumi mengalami kalah perang melawan Belanda, prajurit yang bernama Setroketipo waktu itu memberikan air dari buah pace hingga akhirnya Pangeran Mangkubumi sehat dan lebih kuat seperti sedia kala”, jelas Kepala Desa Nanggungan Mulyanto. Air buah pace tersebut diminun oleh Pangeran Mangkubumi sebelum makan ketan dan kemudian minum air sumur njero yang diambil dari Desa Sukoharjo. Setelah sembuh Pangeran Mangkubumi berwasiat kepada Setroketipo untuk kelak dikemudian hari daerah ini dinamakan Pacitan.
Desa Nanggungan dahulu adalah sebuah kadipaten yang dipimpin oleh Tumenggung Setroketipo dan Desa Sukoharjo dipimpin oleh Tumenggung Notopuro. Tumenggung Notopuro adalah bupati pertama yang diangkat langsung oleh Kesultanan Kartosuro dan Tumenggung Setroketipo adalah Tumenggung kedua yang diangkat langsung oleh Kesultanan Yogyakarta.
Ompak atau batu untuk pondasi bangunan yang ditemukan di kawasan Sumur Njero, Desa Sukoharjo Pacitan.
Guna mengingatkan generasi penerus terkait sejarah Pacitan, hampir setiap malam menjelang hari jadi Kota Pacitan, desa yang menjadi cikal bakal Pacitan mengadakan acara dan ritual. Di Desa Nanggungan contohnya, setiap malam sebelum hari jadi Pacitan diadakan wilujengan berkumpul di pendopo peninggalan Tumenggung Setroketipo. Di lokasi itu warga mengambil buah pace yang kemudian diolah menjadi minuman untuk dihantarkan ke pendopo Bupati Pacitan dan disajikan bagi tamu undangan dan warga yang datang ke Pendopo Kabupaten Pacitan. Selain acara mengolah buah pace, warga Desa Nanggungan juga mengadakan wilujengan, dalam acara tersebut warga desa berkumpul untuk sekedar bersyukur dan makan bersama.
Sumur Njero yang terletak di Desa Sukoharjo, Pacitan, Jawa Timur, menjadi salah satu petilasan asal muasal keberadaan Pacitan
Berbeda dengan Desa Sukoharjo, di sana diadakan ritual pengambilan air di sumur njero yang biasa disebut Ritual Tirtowening. Sumur njero adalah sumur peninggalan Tumenggung Notopuro yang selalu digunakan dalam hari jadi Pacitan, sumur ini digunakan hanya setahun sekali, setiap diadakan Ritual Tirtowening tersebut. Bukan sembarangan ritual, proses pengambilan air dalam sumur njero haruslah didampingi juru kunci. Dalam prosesinya pun harus dimulai tepat pukul 24.00 WIB. Air yang diambil dari sumur akan diletakkan dalam kendhi, kemudian dibawa oleh selir-selir dan diberikan kepada Bupati Pacitan dan warga sekitar secara langsung. Keesokan harinya, kendhi kemudian dibawa menuju Pendopo Kabupaten Pacitan.