Sejarah
golekpawarto.com, PACITAN – Menurut Babat Pacitan nama Pacitan berasal dari legenda Perang Mangkubumen atau Perang Palihan Nagari (1746 – 1755). Pangeran Mangkubumi dalam peperangan di Pacitan kalah dan melarikan diri ke dalam hutan dengan tubuh lemah. Berkat pertolongan abdinya bernama Setraketipa yang memberikan sari buah pace masak (Jawa: rucuh) Mangkubumi pulih kembali. Nama Pacitan juga muncul pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613 – 1645) dalam babat Momana.
Geografi
Pacitan adalah bagian Propinsi Jawa Timur yang terletak Barat Daya. Sebagian besar perbukitan terjal kurang lebih 85 % dengan jurang curam menyebar diseluruh wilayah sedangkan selebihnya merupakan dataran rendah. Pacitan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan merupakan pintu gerbang bagian barat dari Jawa Timur yang menghadap ke Samudera Indonesia. Wilayah administrasi terdiri dari dari 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa, dengan letak geografis berada antara 110º 55′ – 111º 25′ Bujur Timur dan 7º 55′ – 8º 17′ Lintang Selatan. Batas-batas Administrasi Sebelah timur Kabupaten Trenggalek, Sebelah Selatan Samudera Indonesia, Sebelah Barat Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Sebelah Utara Kabupaten Ponorogo.
Ketinggian Pacitan diukur dari permukaan laut, Ketinggian 0 – 25 m, seluas 37,76 km² atau 2,62 % luas wilayah, Ketinggian 25 – 100 m, seluas 38 km² atau 2,67 % luas wilayah, Ketinggian 100 – 500 m, seluas 747,75 km² atau 52,68 % luas wilayah, Ketinggian 500 – 1000 m, seluas 517,13 km² atau 36,43 % luas wilayah, dan Ketinggian 1000 m, seluas 79,40 km atau 5,59 % luas wilayah.
Luas wilayah Pacitan 1.389,8716 Km² atau 138.987,16 Ha sebagian besar tanahnya terdiri atas Tanah lading 21,51% atau 29.890,58 ha, Pemukiman Penduduk 02,27% atau 3.153,33 ha, Hutan 58,56% atau 81.397 ha, Sawah 09,36% atau 13.014,26 ha, dan Pesisir dan tanah kosong 08,29% atau 11.530,99 ha.
Dari aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengan kemiringan sebagai berikut; 1) datar (kelas lereng 0-5%) dengan luas 55,59 Km², 2) berombak (kelas lereng 6-10%) dengan luas 138,99 Km², 3) bergelombang (kelas lereng 11-30%) dengan luas 333,57 Km², 4) berbukit (kelas lerang 31-50%) dengan luas 722,73 Km², dan 5) bergunung (kelas lereng > 52%) dengan luas 138,99 Km².
Struktur dan jenis tanah Pacitan terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat, Litosol campuran Tuf dengan Vulkan serta komplek Litosol Kemerahan yang ternyata di dalamnya banyak mengandung potensi bahan galian mineral. Pacitan termasuk ujung timur deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang Selatan Pulau Jawa dengan bentang pantai sekitar 80 km. Tanah Pegunungan Seribu didominasi oleh endapan gamping bercampur koral dari kala Milosen (dimulai sekitar 21.000.000 – 10.000.000 tahun silam). Endapan itu kemudian mengalami pengangkatan pada kala Holosen, yaitu lapisan geologi yang paling muda dan paling singkat (sekitar 500.000 tahun silam – sekarang).
Geologi
Gejala kehidupan manusia muncul pada kala Plestosen sekitar 1.000.000 tahun sebelum masehi. Endapan daratan kemudian tererosi oleh sungai maupun perembesan air hingga membentuk suatu pemandangan Karst yang meliputi ribuan lubang dan lorong goa. Pegunungan Karst berupa perbukitan berbentuk kerucut.
Kala geologis yakni pada zaman kwarter awal, jenis manusia pertama yang hidup adalah Homo Sapiens yang mampu menggunakan akal secara berangsur, kemudian menguasai alam sebagaimana tampak dari tahap-tahap perkembangan sosial dan kebudayaan yaitu dari hidup mengembara (nomaden) sebagai pengumpul makanan, menjadi setengah pengembara/menetap dengan kehidupan berburu, kemudian menetap dengan kehidupan penghasil makanan. Adapun tingkat kebudayaannya yaitu dari zaman batu tua (Palaeolithicum), zaman batu madia (messolithicum), dan zaman batu muda (neolithicum).
Potensi Sumber Daya Alam
Pacitan sebagian yang besar luas wilayahnya terdiri dari area pegunungan dan sisanya adalah area dataran rendah. Potensi sumber daya alam yang melimpah dan potensi wisata alamnya yang sangat besar dapat menjadi amunisi untuk pembangunan daerah. Sektor pertanian, perkebunan dan hutan juga dapat menjadi sektor penopang perekonomian masyarakat Pacitan.
Potensi Pertanian
Pacitan merupakan kabupaten yang kaya akan sumber daya alam. Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Produksi tanaman pertanian di Pacitan ada adalah Padi Sawah, Padi Ladang, Jagung, Kedelai, Ubi Kayu dan Ubi Jalar
yang mengalami kenaikan ada juga yang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 45 jenis tanaman yang ada, sebanyak 48,89% mengalami kenaikan jumlah produksi, sedangkan sisanya 51.11 persen mengalami penurunan jumlah produksi.
Selain pertanian juga terdapat tanaman perkebunan. Tahun 2014 jumlah produksi tanaman perkebunan fluktuaktif. Dari 20 jenis tanaman, sekitar 70% mengalami kenaikan jumlah produksi di bandingkan tahun 2013, sisanya 30% mengalami penurunan jumlah peroduksi dari sisi pendapatan petani perkebunan. Jumlah pendapatan petani perkebunan tahun 2014 mencapai 274.081 milyar rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 13,88% dibandingkan tahun 2013. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 24,97%.
Perikanan dan Kelautan
Kabupeten Pacitan memiliki potensi perikanan laut yang baik. Tahun 2014. Jumlah produksi perikanan darat hanya 12,21 % saja dari seluruh produksi perikanan Kabupaten Pacitan, sisanya berasal dari produksi ikan laut yang mencapai 87,79 %. Jumlah produksi perikanan darat sedikit mengalami kenaikan. Dari sisi jumlah produksi mengalami kenaikan, dari sisi penjualan mengalami penurunan sebesar 64,03% menjadi 7,19 milyar rupiah.
Untuk perikanan laut, jumlah produksi dan nilai penjualannya mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah produksi mengalami kenaikan sebesar 24,93% menjadi 6.317.608 kg dan nilai penjualan mengalami penurunan sebesar 6,16 % menjadi Rp 52.198.909.000 milyar rupiah.